K2_PRINT_THIS_PAGE

Daerah Rawan Korupsi

CEGAH KORUPSI : Ketua GMPK yang juga mantan Wakil Ketua KPK, Bibi Samad Rianto (kiri) mensosialisasikan bahaya korupsi. Tindakan korupsi sudah merambah dan mengakar ke daerah-daerah. CEGAH KORUPSI : Ketua GMPK yang juga mantan Wakil Ketua KPK, Bibi Samad Rianto (kiri) mensosialisasikan bahaya korupsi. Tindakan korupsi sudah merambah dan mengakar ke daerah-daerah.

SETU – Korupsi sudah menjamur dan mengakar. Bahkan tindakan rasuah itu sudah melanda ke daerah seperti kota dan kabupaten. Perlu adanya gerakan dari berbagai elemen masyarakat untuk memberantas penyakit yang merugikan negara.

Demikian dikatakan Ketua Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Bibit Samad Rianto usai memberikan pelatihan nasional DPP dan DPD GMPK di Gedung Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, Kecamatan Setu, Jumat (18/9). Kata dia, korupsi juga banyak terjadi di daerah tingkat II.

“Di mana-mana rawan korupsi, yang tahu itu korupsi kan teman-teman di daerah juga makanya kita akan garap dengan segenap komponen bangsa,” tambahnya.

Dalam memberantas korupsi, mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini menilai perlu adanya integritas dari kalangan masyarakat. Menurut dia, pemberantasan korupsi juga perlu dimulai dari bawah.

“Yang jelas hari ini (kemarin, red) kita satukan persepsi kita, terutama masalah korupsi, tidak menyalahkan siapa pun tetapi mengungkapkan di semua entitas baik entitas publik, entitas sosial dan juga entitas private,” ucapnya.

Dalam melaksanakan pemberantasan korupsi, sambung Samad, gerakannya akan menggandeng seluruh entitas tersebut. Bahkan jika diperlukan pihaknya akan menggandeng kejaksaan agar bersinergis bila terjadi kasus korupsi.

“Jadi kalau laporan kan sifat preventif, tapi kita pencegahan, bila terjadinya korupsi kita juga akan melaporkannya,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Konsultasi DPP GMPK, Elif Hilmi menambahkan, untuk memerangi korupsi diperlukan kesadaran seluruh masyarakat dan stakeholders. Bahkan kata dia, sinergitas bisa dimulai dari tingkatan rumah tangga hingga instansi.

“Jadi memang dari bawah dan ini sangat baik dilakukan supaya perilaku korupsi bisa dihindarkan,” ujarnya.

Namun Elif menyadari jika masyarakat memerlukan pengetahuan tentang korupsi, seperti pencegahan, terjadinya korupsi dan indikasi korupsi. Oleh sebab itu pihaknya akan menggandeng perguruan tinggi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan melakukan riset. (dho)

Sumber : http://jabar.pojoksatu.id